Kisah Banjir Bandang Pertama Terdahsyat di Dunia Disebut di Al Quran Karena Umat Tidak Mengikuti Nasehat Nabi Nuh AS.
Memasuki musim hujan, Indonesia memang tak luput dari bencana banjir.
Seperti yang terjadi saat ini, hujan deras mengakibatkan sebagian wilayah khususnya Jabodetabek terdampak banjir.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahkan mengeluarkan adanya potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.
Tentu saja hal ini membuat masyarakat Indonesia khawatir akan bencana ini.
Apalagi banjir bandang ini sedang kerap menghantui dan tak dapat dihindari masyarakat.
Fenomena bencana banjir bandang ini pernah disinggung dalam Al Quran.
Sebagaimana hal itu juga tertuang dalam kisah Nabi Nuh AS.
Dikutip dari muslim.or.id, bahkan diceritakan bahwa banjir bandang terjadi di jaman Nabi Nuh adalah yang terdahsyat di dunia.
Di mana banjir tersebut menewaskan seluruh manusia, dan hanya menyisakan manusia yang mengikuti nabi Nuh AS.
Manusia-mansuia yang selamat itu adalah mereka yang berada di atas kapal nabi Nuh AS.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wata'alla surat Huud:42-43.
هِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung.
Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil:
“Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”
Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!”
Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”.
Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.”
Sayangnya dalam bencana itu nabi Nuh AS tak dapat menyelematkan anak dan istrinya yang tak mempercayai ajaran yang dibawanya.
Karenanya anaknya Kan'an itu termasuk orang-orag kafir yang tak beriman di muka bumi.
Umat nabi Nuh As menolak kebenaran dan tak mendengar peringatannya.
Sehingga hanya orang-orang yang berimanlah yang diselamatkan Allah SWT.
Sebagaimana pula nabi Nuh AS berdoa kepada Allah SWT.
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
“Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi” (Nuh : 26).
Bencana besar banjir Nuh AS itulah salah satu contoh diuraikan dalam Al Quran.
Sebelum peristiwa itu terjadi sebagai azab yang diturunkan Allah SWT, nabi Nuh AS telah memberikan peringatan kepada umatnya.
Namun umatnya membangkaknya, bahkan mencomoohnya hingga tibalah bencana besar banjir bandang.
Allah SWT telah menciptakan hujan sebagai anugerah memberikan kehidupan di muka bumi.
Namun sesekali Allah SWT juga menjadikan hujan sebagai bencana dan ujian.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Quran dalam surat Al Mu'minun ayat 17-22.
{وَلَقَدْ خَلَقْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعَ طَرَائِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ الْخَلْقِ غَافِلِينَ (17) وَأَنزلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الأرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ (18) فَأَنْشَأْنَا لَكُمْ بِهِ جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ لَكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (19) وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِنْ طُورِ سَيْنَاءَ تَنْبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِلآكِلِينَ (20) وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (21) وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ (22)}
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kalian tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran: lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kalian makan, dan pohon kayu yang keluar dari Tursina (pohon Zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pelezat makanan bagi orang-orang yang makan.
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kalian, Kami memberi minum kalian dari air susu yang ada dalam perutnya; dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kalian, dan sebagian darinya kalian makan, dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kalian diangkut."
Masih dikutip dari sumber yang sama, studi arkeolog, geologis dan historis menunjukkan peristiwa ini relevan dengan yang dijelaskan dalam Al Quran.
Bahkan kisah ini juga dikemukakan dalam perjanjian lama maupun baru dan catatan sejarah hampir di setiap belahan dunia.
Seperti catatan sejarah Sumeria, bangsa Babilonia, Yunani, Cina hingga Mahabrata.
Meski demikian, sebagian ulama menyebut bahwa kejadian ini bersifat tidaklah global.
Dalam Al Quran tidak dijelaskan bahwa banjir tersebut berdampak untuk seluruh dunia.
Dalam Al Quran banjir tersebut terjadi pada umat Nabi Nuh AS yang dihancurkan.
Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut.
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan.” (QS. Huud, 11: 25-26)
Karena orang-orang kafir itu menolak kebenaran akan ke Esaan Allah SWT dan kenabian nabi Nuh AS.
Sehingga Allah mendatangkan banjir bandang, air bah dan hujan deras yang menyembur dalam tanah.
Dari kisah nabi Nuh AS dalam Al Quran ini disajikan hendaknya untuk manusia sebagai peringatan.