Kesurupan Satu Keluarga di Bantaeng Saat Ritual, Satu Anak Tewas Mengenaskan.
Peristiwa pertumpahan darah di Kabupaten Bantaeng dalam sebuah rumah tangga menggegerkan warga Sulsel. Polisi pun telah turun tangan dalam kasus tersebut.
Ada sembilan pelaku yang telah ditangkap di rumah yang terletak di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Sabtu (9/5/2020).
Aparat penegak hukum pun meminta kepada tetangga dan sanak keluarga yang lain, untuk tidak melakukan hal yang serupa. Apalagi di bulan suci ramadan ini.
“Kepada masyarakat sekitar TKP untuk tidak melakukan aksi main hakim sendiri. Serta menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian,” ujar Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan Sumantri, Minggu (10/5/2020).
Sementara, para pelaku yang telah diamankan berinisial DG (50), A (50), RD (30), HD (28), ND (21), AD (20), SD (14), AJ (40), dan RA (24) telah diperiksa oleh Sat Reskrim Polres Bantaeng. Pelaku terdiri dari empat laki-laki, dan lima perempuan.
“Rosmini binti Darwis (18) tewas digorok oleh keluarganya sendiri, dan telah dilakukan visum di RSU Anwar Makkatutu,” kata Kasubag Humas Polres Bantaeng, Aipda Sandri Ershi.
Saat ditangkap, para pelaku sempat melawan beberapa petugas, saat tangannya hendak diborgol. Begitu pun dengan pelaku perempuan.
Kejadian berawal adanya tiga korban penyanderaan di rumah pelaku. Ketiga korban penyanderaan adalah pria yang tinggal satu dusun dengan pelaku.
Mereka yakni Sumang (45), Irfandi (18), dan Enal (25). Irfandi tidak mengalami luka. Dua lainnya mengalami luka akibat senjata tajam.
Mendapat informasi adanya dugaan penyanderaan, Polsek Tompobulu yang dipimpin Kapolsek Iptu Suhardi mendatangi TKP.
Awal Kejadian
Penyelamatan tiga sandera di Bantaeng berlangsung dramatis, Sabtu (9/5/2020). Awalnya, polisi mendapat informasi tentang kesurupan massal.
Satu keluarga tersebut diduga telah melakukan praktek ritual aneh hingga mengalami kesurupan massal.
Diduga lantaran mengalami kesurupan massal, satu keluarga ini menggorok leher salah satu anak mereka dan menampungnya di sebuah kolom di bawah rumah.
Tidak hanya diduga membunuh anak mereka sendiri untuk kebutuhan ritual, satu keluarga ini juga menyekap dan menyiksa 3 orang warga lainnya.
Peristiwa itu terjadi di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.
Pada pukul 13.00 wita, polisi menerima laporan bahwa ada warga yang mengamuk karena kesurupan saat menjalankan sebuah ritual.
Kapolsek Tompobulu bersama beberapa anggotanya bergegas mendatangi TKP. Tiba di lokasi, dia meminta orang yang di dalam rumah keluar.
Karena tak digubris, polisi menembakkan gas air mata lewat jendela kaca. Namun, orang yang berada di dalam rumah tetap bertahan. Tidak mau keluar.
Motif
Penyebab tewasnya gadis remaja di Bantaeng akhirnya diketahui. Korban berusia 18 tahun itu dibunuh dua kakak laki-lakinya.
Kedua pelaku yaitu Rahman (30) yang merupakan anak pertama dan Suprianto (20) anak keempat. Mereka adalah anak dari pasangan Darwis bin Daga (50) dan Anis binti Kr Pato (50).
Kapolres Bantaeng, AKBP Wawan Sumantri menjelaskan, pembunuhan dipicu masalah siri’.
Keluarga malu karena korban ketahuan berbuat asusila dengan pria bernama Usman (45) yang masih kerabat dekat.
“Korban meninggal dengan cara dipukul dengan kayu dan dibacok dengan golok,” jelas Wawan, Minggu (10/5/2020).
Sebelumnya diberitakan, tiga warga disandera di rumah Darwis bin Daga. Ketiganya yakni Usman, Zaenal, dan Irfandi.
“Penerapan pasal yang akan dipersangkakan yakni pasal kekerasan terhadap anak dan pasal pembunuhan.
Untuk kasus penyanderaan dan penganiayaan terhadap tiga korban akan dilakukan
proses hukum dan pemberkasan secara terpisah dengan penerapan pasal penganiayaan,” ungkap Wawan.