Anak 8 Tahun Dijemput Untuk Karantina: Pakaian yang Dibawa Menyembul dari Kresek Indomaret


Foto memilukan saat seorang bocah yang disebut positif Covid-19 dijemput ambulans viral di media sosial.

Pasalnya, foto tersebut memperlihatkan anak laki-laki yang mengenakan masker bedah hendak memasuki mobil ambulans dengan menenteng kantong plastik berisi barang bawaannya.

Ya, bukan koper maupun tas ransel, bocah yang masih tampak polos itu hanya menenteng kantong plastik dengan pakaian-pakaiannya tampak menyembul keluar.

Sementara itu, seorang petugas medis yang lengkap mengenakan pakaian APD tampak membukakan pintu untuknya.

Potret mengharukan itu salah satunya dibagikan oleh akun Facebook Fauzan Mukrim.

Diceritakan bahwa bocah tersebut merupakan salah seorang pasien Covid-19 dari klaster baru di Sulawesi, yang disebut Klaster Kandemeng.

“Saya berusaha membayangkan bagaimana perasaannya saat mengemas pakaiannya,

“Memilih sendiri mana yang harus ia bawa, dan kemudian membungkusnya dengan plastik Indomaret,

“Mungkin ada ia menyelipkan mainan di situ. Sekadar untuk mengusir bosan di tempat isolasi nanti” tulisnya dalam caption foto tersebut.

Bukan hanya sendiri, saat itu ia dijemput bersama anggota keluarganya yang lain.

Termasuk bocah itu, total keluarganya yang positif Covid-19 yaitu 12 orang.

Bahkan satu orang sudah meninggal beberapa hari sebelumnya.

“Usianya baru 8 tahun. Ia yang termuda yang dijemput tadi sore dari rumahnya di Tinambung, Polman, setelah tes swab yang dilakukan petugas kesehatan setempat beberapa hari sebelumnya, keluar hasilnya.

“Ia dan 11 anggota keluarganya positif terpapar corona.

Satu orang sudah meninggal beberapa hari sebelumnya,” tulis akun Fauzan Mukrim.

Fauzan Mukrim pun menyebutkan jika tiga belas pasien tersebut merupakan pasien dari klaster baru Sulawesi.

“Sepertinya ini klaster baru lagi di Sulawesi. Klaster Kandemeng disebutnya,” tulisnya.

“Saya khawatir ini akan seperti fenomena tekan balon yang disebut Prof. Amin dari Eijkman tempo hari.

“Di Jakarta, di sentrum segala rupa, kurva menurun.

Penambahan pasien covid melambat akibat ditekan di sana-sini.

Tapi di tempat lain, di daerah-daerah, kurva melonjak.

Penderita-penderita baru bermunculan,” lanjut Fauzan Mukrim.

Melansir Tribunnews.com, Kandemeng adalah desa di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat yang mencatatkan pasien Covid-19 paling banyak per tanggal 5 Mei 2020 kemarin.

Per 5 Mei, Kabupaten Polman mencatat 15 kasus positif Covid-19. Terbaru yaitu 13 kasus dan 12 diantaranya dari Kandemeng Kecamatan Tinambung, satu orang dari Wonomulyo.

Dari 13 kasus terbaru, satu diantara meninggal dunia pada 29 April lalu inisial A (57).

Almarhum berstatus pasien 45 Sulbar.

Pasien meninggal dengan status positif berdasarkan hasil rapid test.

Namun baru pada Selasa (5/5/2020), terkonfirmasi positif berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorial Covid-19 dari BBLK Makassar.

Adapun 13 kasus terbaru di Polman, diantarnya, A pasien 45 usia (57) tahun, R pasien 46 usia (42) tahun, MM pasien 47 usia (13) tahun , Hj. AL pasien 48 usai (78) tahun.

Kemudian pasien 49 inisial Hj M usia (70) tahun, pasien 50 MU usia (45) tahun, pasien 51 inisial MS usia (31) tahun, pasien 52 inisial UM usia (17) tahun, pasien 53 insial BM usia (8) tahun.

Pasien 54 inisial AZ usia (48) tahun, pasien 55 inisial NA usia (33) tahun, pasien 56 inisial HU usia (53) tahun dan pasien 57 inisial HE usia (48) tahun.

Sebelumnya, tanggal 30 April lalu, dua warga Polman dinyatakan positif Covid-19.

Keduanya yakni pasien 39 inisial HR usia (53) tahun dari Wonomulyo dan pasien 40 inisial MN usia (28) tahun asal Polewali.

Sementara itu, 12 orang pasien di Kandemeng termasuk bocah 8 tahun yang fotonya viral diketahui masih satu keluarga.

Bagaimana kasus tersebut bisa terjadi?

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulbar, Safaruddin Sanusi DM menjelaskan asal mulanya.

Menurutnya, salah satu diantara mereka pernah melakukan perjalanan ke daerah pandemi sebelum sakit, yakni kota Makassar.

"Pasien 50 ini pasien pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit yaitu ke Makassar,"kata Safaruddin kepada wartawan melalui siaran livenya di akun IG Kominfo Sulbar, Selasa (5/5/2020).

Kemudian, setelah beberapa hari, pasien 50 mengalami kedukaan, yakni orang tuanya meninggal pada tanggal 4 April 2020.

Sehingga banyak warga sekitar yang melayat ke rumah duka, dan mengadakan acara tahlilan di rumahnya pada tanggal 7 April dan tanggal 14 April 2020.

Pasien lainnya tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah pandemi, namun memiliki riwayat kontak erat dengan pasien 50 tersebut.


Sumber : tribunnews.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel